Guru Wajib Pahami..!! Enam Strategi Sebelum Mengajar


 6 Strategi penting sebelum mengajar – Mengajar merupakan kegiatan guru untuk membelajarkan siswa secara dinamis. Guru berusaha untuk menciptakan situasi dan kondisi bagaimana siswa dapat belajar dengan baik. Hal ini tidak akan terwujud dengan sendirinya tanpa strategi atau siasat khusus dari guru.

Yang dihadapi guru di ruang kelas adalah individu yang sedang berkembang menuju taraf kedewasaan. Individu yang terdiri dari berbagai karakter sikap dan tingkah laku, potensi serta minat dan kemauan belajar.

Mau atau tidak, menghadapi siswa yang heterogen di dalam sebuah kelas, guru harus mengelola kondisi ini dengan penuh perhitungan. Tidak ada jaminan seorang guru akan sukses mengelola pembelajaran tanpa siasat sebelum proses pembelajaran berlangsung.

 Sekurang-kurangnya ada 6 Strategi penting sebelum mengajar yang perlu dikaji ulang oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran, yaitu:

Diancam Orangtua Murid, Guru Membalasnya dengan Elegan



Setiap orangtua pasti menginginkan anaknya berprestasi di sekolah. Itu menunjukkan jika anaknya pintar dan mengerti, setiap pelajaran yang diberikan gurunya di sekolah. Tapi kenyataannya, tidak semua anak memiliki prestasi yang diinginkan orangtua.

Tetapi, saat ini banyak orangtua yang menyerahkan pentingnya pelajaran hanya kepada gurunya di sekolah. Mereka tidaak mau tahu, jika anaknya memiliki nilai yang buruk bahkan tidak berprestasi.

Siswi ini diberi penghargaan 'paling mungkin jadi teroris'


Seorang pelajar di Texas, Amerika Serikat, menerima penghargaan sangat tak biasa. Alih-alih menerima penghargaan "pelajar berkelakuan baik" atau "pelajar paling bertanggung jawab", Lizeth Villanueva malah menerima penghargaan "pelajar yang paling mungkin jadi teroris".

Sebelum menerima penghargaan, Villanueva berkata gurunya sempat mengatakan ini hanya untuk lelucon dan jangan sampai diambil hati.

"Dia (guru) mengatakan takut untuk menyerahkan penghargaan ini karena dia tidak tahu apa yang mungkin terjadi. Kemudian mereka tertawa," ujarnya, seperti dilansir dari laman Asia One, Rabu (31/5).

Villanueva juga mengungkapkan ada tiga penghargaan "menyinggung" lain yang diberikan kepada temannya, seperti "pelajar yang mudah nangis karena hal sepele", "pelajar yang bakal jadi gelandangan", dan "pelajar yang mudah bergabung dengan kulit putih".

Tidak hanya Villanueva, ibunya pun merasa tak senang dengan penghargaan tersebut. Bahkan dia ikut dibuat meradang karenanya.

"Saya sangat kecewa dan benar-benar marah karena penghargaan itu. Saya bahkan terkejut karena selama ini Villanueva itu anak yang cerdas dan tak pernah dihukum gara-gara tidak disiplin," ungkap ibu Villanueva, Ena Hernandez.

Siswa Tolak Ketua OSIS Yang Beda Agama


Isu agama yang diangkat dalam pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta dikhawatirkan guru dan orang tua bisa berdampak kepada para siswa.

Temuan penelitian Kemendikbud di Salatiga dan Singkawang soal siswa yang menolak Ketua OSIS yang berbeda agama dengannya menguatkan kekhawatiran hal serupa terjadi di Jakarta.

" Pilkada DKI Jakarta ini, satu momentum, yang imbasnya ke mana-mana," kata Ketua Yayasan Cahaya Guru Henny Supolo Henny dalam sebuah diskusi peringatan Hari Pendidikan Nasional yang digelar Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, di Jakarta, Selasa (2/5/2017).

Ini Tanggapan Anggota DPR Soal Pemilihan Rektor Langsung oleh Presiden


Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih menanggapi polemik soal wacana pengangkatan rektor perguruan tinggi yang langsung dipilih oleh presiden. Menurutnya sudah saatnya pemerintah memberikan urusan berdemokrasi pemilihan rektor tersebut ke internal perguruan tinggi.

“Mestinya, pemerintah semakin menyerahkan urusan seperti ini ke internal perguruan tinggi. Beri kepercayaan perguruan tinggi agar lebih mandiri, dan agar bisa terus mengkonsolidasikan kehidupan demokrasi di kampus. Tidak hanya pada tataran teori, namun menjadi ajang untuk menerapkan ilmu mereka,” jelas Fikri dalam rilis yang diterima Parlememntaria pada Jumat, (02/06/2017).

Di sisi lain, Politisi PKS ini mengakui sejauh ini ada persoalan terkait dengan konsolidasi kehidupan praktek berdemokrasi di kalangan civitas akademika di perguruan tinggi. Yaitu, terkait dengan regulasi pemilihan rektor, dimana 30 persen dalam proses pemilihan menjadi hak Menristekdikti.

Presiden Akan Ambilalih Pemilihan Rektor Perguruan Tinggi Karena Ada Calon Rektor Pendukung ISIS


Menteri Dalam Negeri (Mendagri) ‎Tjahjo Kumolo menegaskan kedepannya pemilihan Rektor Perguruan Tinggi akan dilakukan sendiri oleh presiden.

Salah satu alasannya untuk menangkal paham radikal masuk ke dunia pendidikan.

Tjahjo menyebut ada satu kasus dimana seorang calon rektor diketahui merupakan pendukung dan penganut paham ISIS.

Hal tersebut baru diketahui saat calon rektor tersebut hendak dilantik.

Informasi tersebut diketahui dari Menristekdikti yang disampaikan kepada presiden.

"Ada seorang dekan yang sudah mau jadi pimpinan Perguruan Tinggi pada saat mau pelantikan baru ketauan bahwa dia adalah penganut ISIS. itu yang disampaikan oleh Menristekdikti pada saat itu," kata Tjahjo di kantor Kemendagri, Jakarta, Kamis (1/6/2017).

Cabuli murid TK di WC, kakek penjaga sekolah diringkus polisi


Supiansyah Amin (55), seorang kakek penjaga sekolah Taman Kanak-kanak di kawasan kelurahan Selili, kecamatan Samarinda Ilir, kota Samarinda, diciduk polisi. Dia menjadi terduga pelaku pencabulan salah seorang murid TK setempat, NDZ, saat buang air kecil di WC. Diduga, ada korban lain dari ulah sang kakek.

Keterangan diperoleh, peristiwa itu, terjadi pada Selasa (18/4) pagi lalu. Saat itu, korban tengah menunggu jemputan orangtuanya, yang terlambat menjemput di sekolah. Saat menunggu, hanya ada korban dan kakek Supiansyah.

"Ya benar. Jadi, korban waktu itu, bermaksud buang air kecil, di toilet sekolahnya. Saat akan memakai celana dalam, korban bertemu dengan pelaku ini di depan pintu WC," kata Kanit Reskrim Polsekta Samarinda Ilir, Ipda Purwanto, kepada merdeka.com, Sabtu (22/4) malam.

Kategori

Kategori