Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy berpesan
untuk membudayakan kejujuran dengan menghindarkan praktik kecurangan dan
ketidakjujuran di lingkungan sekolah. Pernyataan itu dikemukakan
Mendikbud Muhadjir saat berdialog dengan para guru, tenaga kependidikan,
dan perangkat pemerintah daerah di Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi
Maluku, Rabu (12-4-2017).
“Kejujuran merupakan nilai karakter yang penting bagi pendidikan, dan harus dimulai dari sekolah, sebagai sumber peradaban,” ujarnya.
“Kejujuran merupakan nilai karakter yang penting bagi pendidikan, dan harus dimulai dari sekolah, sebagai sumber peradaban,” ujarnya.
Beragam praktik kecurangan yang ditemukan pada Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) seperti membantu murid mengerjakan soal, atau memberikan bocoran soal sebelum diujikan akan mendidik siswa menjadi pribadi yang curang.
“Saya minta pihak sekolah untuk jujur melaksanakan USBN, jangan tergoda membantu murid dengan alasan kasihan,” pesan mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang tersebut.
Ketika guru melakukan tindakan-tindakan tersebut, lanjut Mendikbud, tanpa sadar ia telah menggores mental siswa. Nantinya, anak akan memiliki keyakinan bahwa berlaku curang itu sah karena gurunya memperbolehkan.
Sebagai langkah awal, Menteri Muhadjir berjanji akan memberikan sanksi berupa rekomendasi pemecatan bagi para pelaku yang mencurangi penyelenggaraan USBN tahun 2017. Menurutnya, saat ini sebanyak lima orang guru yang diduga melakukan praktik kecurangan dalam pelaksanaan USBN akan diproses.
“Pengertian pecat bukan langsung dipecat, ada prosesnya, karena guru itu profesi. Nanti kita lihat masukan dari semua pihak. Kan (guru) ada lembaga etiknya, dewan etiknya,” terang Mendikbud
sumber : https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2017/04/sampaikan-pentingnya-budaya-kejujuran-mendikbud-janji-tindak-tegas-pelaku-kecurangan-di-sekolah
EmoticonEmoticon